Budidaya Tokek

Tokek sebagai salah satu jenis binatang peliharaan di rumah, ada yang bilang gampang-gampang susah merawatnya. Tokek tidak bunyi pertanda dia sedang tidak nyaman atau tidak betah karena berbagai hal, salah satunya karena tidak berada pada lingkungan dan habitatnya. Buatlah kandang sealamiah mungkin agar dia betah. Ada 5 unsur yg perlu dikondisikan pd kandang agar alamiah sehingga dia betah.

1. Udara
2. Kayu (hindari memakai logam atau kawat)
3. Air
4. Tanah
5. Dedauna

kandang sebaiknya terbuat dari bahan dasar kayu/papan dan salah satu permukaan kandang diberikan “kawat kasa”. Tempatkan kandang tokek jauh dari kebisingan dan sering ada orang lalu lalang. kandang tokek juga harus diletakkan di area yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan juga tidak boleh di tempat lembab atau basah. Misalnya… letakkan di teras halaman belakang rumah yang tidak terkena panas sinar matahari langsung dan tidak akan terkena hujan.dalam kandang letakkan juga bumbung bambu atau potongan pipa paralon, untuk tempat persembunyiannya. Ukuran, tentunya disesuaikan dengan ukuran tokeknya.

tokek termasuk binatang kanibal. Oleh karena itu jangan menempatkan lebih dari satu ekor di dalam satu kandang yang sama. Tapi ada juga yang bilang… boleh2 saja… satu kandang ditempati beberapa ekor tokek, tapi… cari tokek yang ukuran tubuhnya seimbang, jangan yang kecil dicampur dengan yang sudah besar. Pakan alamiah tokek adalah serangga, jangkrik, laron, ulat hongkong yang nota bene memiliki kandungan protein yang tinggi. Agar tokek menjadi cepat besar dan gemuk, ada yang bilang diberi udang kering/ebi atau telur rebus.

air minumnya adalah: - Air hujan (tampung langsung yg jatuh dr langit) - Air sumur (jgn air ledeng atau PAM) - Air yg mengandung mineral tinggi (spy kuat dan tdk mudah mati

Dari berbagai sumber yang saya baca, ternyata tokek memiliki beberapa manfaat juga. Secara tradisional, daging tokek bermanfaat untuk mengobati penyakit asma dan penyakit kulit (gatal-gatal, korengan, kudis, eksim, dll). Di beberapa daerah tokek sudah sejak lama, diproses menjadi tokek kering atau dendeng tokek, untuk dikonsumsi sebagai bahan obat tradisional atau untuk dibuat menjadi makanan kesehatan. Tokek kering ini bahkan sudah sejak lama telah menjadi komoditi eksport ke manca negara.

Manfaat lainnya yang masih belum dapat dipastikan kebenarannya adalah adanya “issue” yang mengatakan bahwa lidah atau empedu dari tokek berukuran besar, dapat diolah untuk dijadikan obat penyembuhan terhadap penyakit HIV AIDS. Dan hal ini pula yang diduga mendongkrak harga jual tokek berukuran besar, laku terjual dengan harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah per-ekornya.

Ada beberapa cara mengolah daging tokek untuk pengobatan, pertama tokek diambil untuk dibakar sampai hangus. Setelah itu ditumbuk/dihaluskan agar menjadi bubuk, bubuk tokek tersebut dicampur dengan sedikit kopi dan diseduh dengan air panas, seperti layaknya menyeduh secangkir kopi.

Cara kedua mengolah daging tokek adalah dengan menggoreng daging tokek (sudah dikuliti) dengan menggunakan bumbu-bumbu sesuai dengan selera masing-masing. Tokek yang dijadikan camilan (makan kering), layaknya belut goreng, juga sudah lama ada yang memproduksi dan memperdagangkannya.

Soal khasiat tokek untuk penyembuhan penyakit AIDS, sampai saat ini belum bisa dipastikan Departemen Kesehatan. Sebab belum ada penelitian yang sahih dari lembaga penelitian manapun terkait kabar kalau tokek bisa menyembuhkan penyakit AIDS.

Tokek tetap menjadi primadona lantaran diyakini punya daya mistis. Kalau di Jepang tokek dijadikan salah satu perlengkapan ritual, bagi sebagian besar masyarakat Tionghoa, tokek dianggap bisa membawa peruntungan atau hoki. Seekor Tokek bisa dianggap membawa hoki berpatokan pada jumlah suara yang dikeluarkannya. Sebab masing-masing tokek mengeluarkan jumlah suara yang berbeda. Ada yang 21 kali, 17, 15, 9, 7, dan 5 kali. Jumlah suara yang dikeluarkan tiap-tiap tokek, tidak pernah berkurang atau lebih.

Sumber : Warung-unik.blogspot